Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia Tahun 2025?

Investasi Deposito

Proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia untuk tahun 2025 menunjukkan angka yang bervariasi dari beberapa lembaga internasional. Bank Dunia memprediksi pertumbuhan sebesar 2,7% pada tahun 2025 dan 2026, dengan penurunan inflasi dan suku bunga secara bertahap.  Sementara itu, Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global mencapai 3,2% pada tahun 2025, sedikit lambat dibandingkan tahun sebelumnya.

 

Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global sebesar 3,3% pada tahun 2025 dan 2026, dengan catatan bahwa peningkatan proteksionisme dapat menghambat pertumbuhan tersebut.

Tantangan Ekonomi Dunia Tahun 2025

Lanskap ekonomi global di tahun 2025 diwarnai berbagai tantangan menahan laju pertumbuhannya. Faktor-faktor utama yang memengaruhi kondisi ekonomi dunia tahun ini antara lain :

1.     Inflasi

Inflasi menjadi penghambat utama lajunya pertumbuhan ekonomi. Penyebabnya antara lain kenaikan harga energi, gangguan rantai pasok dan biaya transisi menuju ekonomi hijau.

 

2.     Kesenjangan Pertumbuhan

Beberapa negara memang mengalami pemulihan ekonomi, tetapi kondisinya tidak merata. Di kawasan Asia, negara India dan Vietnam, sektor investasinya tumbuh pesat. Begitupun di Indonesia yang mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 5,02 persen. Konsumsi rumah tangga dan investasi menjadi mendongkrak pertumbuhan ekonomi.

 

Sementara itu, IMF memprediksi perekonomian AS berpotensi menurun dari 2,8 persen tahun 2024 menjadi 2,2 persen tahun 2025. Hal ini efek dari terpilihnya kembali Trump presiden AS yang menambah kompleksitas dengan kebijakan-kebijakannya yang kontroversial.

 

Sejumlah negara di Eropa juga terancam resesi akibat inflasi berkepanjangan dan krisis energi yang masih belum mereda. Jerman salah satunya yang berdampak oleh krisis energi yang dipicu oleh perang di Ukraina.

3.     Ketegangan Geopolitik

Terjadinya ketegangan geopolitik antar negara seperti Iran-Israel, konflik di Suriah dan perang di Gaza, Palestina memicu ketidakstabilan pasar energi dan mendorong kenaikan harga komoditas. Selain itu persaingan antara Amerika Serikat dan China mengganggu pasok global meningkatkan inflasi dan menghambat investasi lintas negara.

4.     Kebijakan Moneter Ketat

Penerapan kebijakan moneter yang ketat di sektor perumahan dan kredit, membuat daya beli masyarakat menurun dan menghambat ekspansi bisnis.

Peluang Pertumbuhan Ekonomi Global

Investasi Jangka Pendek
https://images.unsplash.com/photo-1632507127789-eb70cc8757af

 

Meskipun banyak tantangan yang harus dihadapi,  ketahanan ekonomi global masih cukup kokoh. Hal ini bisa terlihat dari konsumsi rumah tangga yang membaik, kepercayaan sektor swasta yang meningkat dan kurva inflasi yang melandai.  OECD memperkirakan inflasi menurun pada 2025 akan turun menjadi 3,4%.

 

Dengan menurunnya inflasi global, suku bunga juga ikut menurun. Ekonomi Indonesia menguat berkat dukungan sektor keuangan dan investasi. Pemerintah juga mendorong masyarakat untuk berinvestasi dengan ragam pilihan seperti investasi deposito, reksadana, obligasi dan saham.

Untuk menjaga perekonomian tetap tumbuh, diperlukan kebijakan yang tepat. Beberapa kebijakan yang penting dilakukan untuk  penguatan perekonomian domestik, yaitu:

  • mendorong konsumsi rumah tangga guna meningkatkan daya beli masyarakat.
  • memperkuat sektor UMKM yang menopang perekonomian nasional
  • menyederhanakan regulasi dan meningkatkan iklim investasi domestik
  • memperkuat stabilitas makroekonomi
  • memperkuat cadangan devisa, dan stabilitas nilai tukar rupiah
  • meningkatkan daya saing industri: hilirisasi industri dan mendorong inovasi di sektor manufaktur.

Melalui sinergi pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat maka pertumbuhan berkelanjutan dan inklusif 2025 dapat diwujudkan.

Untuk memanfaatkan peluang di tengah tantangan dalam pertumbuhan ekonomi global tersebut, Aplikasi digibank by DBS menawarkan produk investasi deposito dengan berbagai keuntungan. Kamu dapat membuka deposito dengan penempatan dana minimal Rp1 juta dan tenor fleksibel mulai dari 1 bulan hingga 12 bulan. Suku bunga yang ditawarkan berkisar antara 4,50% hingga 5,00% per tahun, yang lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa bank papan atas lainnya.

 

Selain mudah dan menguntungkan, investasi jangka pendek ini juga aman karena mendapat jaminan dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). keuntungan lainnya, kamu bisa membuka deposito, memantau pertumbuhan investasi dan  mengelola aset dalam satu Aplikasi dan dapat dilakukan selama 24/7.

 

Layanan perbankan online ini  menyediakan berbagai panduan finansial dari advisor, notifikasi, maupun kelas edukasi finansial untuk mengupgrade pengetahuan finansial investor. Jadi yang pemula tidak usah khawatir ya. Kamu juga bisa menyimak diskusi tren finansial terkini untuk mengupdate kondisi market dan ekonomi .Jika masih bingung memilih investasi, tim ahli akan proaktif membantu kamu dengan strategi terkurasi dan analisa keuangan yang tajam dengan dukungan momentum 24/7 dari Aplikasi digibank by DBS. Ingin mengetahui lebih banyak tentang produk-produk investasi terbaik dan terkurasi? Klik di sini!

 

 

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *