Direktur Advokasi dan Bantuan Hukum Dewan Pimpinan Pusat Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Rian Ernest Tanudjaja menyatakan mundur dari partai yang kini dipimpin Giring Ganesha itu. Hengkangnya Rian menambah daftar mantan staf Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang keluar dari partai itu. Rian menyatakan pengunduran diri sebagai keputusan yang benar untuk langkah politik kedepannya. Melalui, video yang diunggah akun twitternya Rian resmi mundur.
Meski demikian, Rian Ernest menuturkan dirinya tetap berjuang melalui jalur politik. Ia pun menyampaikan terima kasih kepada rekan rekan seperjuangannya saat bersama sama di PSI. "Saya berterima kasih kepada sahabat saudara, mentor dan rekan seperjuangan saya di PSI," ungkapnya dikutip Kamis (15/12/2022).
Rian sendiri merupakan, mantan staf ahli Gubernur DKI Jakarta Ahok yang sempat menjadi pembicaraan hangat pengguna sosial media. Terutama saat Rian mendampingi Ahok dalam persidangan uji materi Undang Undang Pemilihan Kepala Daerah di Gedung Mahkamah Konstitusi. Sebelum Rian, sudah ada dua mantan staf Ahok yang juga mengundurkan diri dari PSI.
1. Sunny Tanuwidjaja Sunny Tanuwidjaja resmi mundur dari jabatannya sebagai Sekretaris Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie saat itu mengatakan Sunny sebenarnya sudah mundur sejak satu tahun yang lalu dan digantikan oleh Raja Juli Antoni.
Sunny, ujar Grace, mengundurkan diri dengan alasan pribadi. Dikutip dari Kompas.com,kedekatan Sunny dengan Ahok berawal pada 2010 saat Ahok datang ke Amerika Serikatuntuk memenuhi undangan salah salah satu perkumpulan orang Indonesia di mana Sunny adalah salah satu anggota perkumpulan itu. Menurut Ahok, saat itu ia sempat melontarkan keinginannya menjadi Gubernur DKI. Keinginannya itu kemudian mendapat dukungan dari Sunny dan rekan rekannya di perkumpulan tadi.
Setelah itu, kata Ahok, Sunny kemudian memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan mendampinginya. Saat itu, Sunny berstatus sebagai mahasiswa S3 di Northern Illinois University, Sunny dan juga bekerja sebagai salah satu peneliti di Central for Strategic and International Studies (CSIS). “Saya juga senanglah dia bisa bicara soal politik, memang dia sekolah itu. Terus ikut sampai saya jadi wagub. Makanya saya bilang mau dinamai staf khusus susah juga, karena saya gaji dia juga enggak. Dia kerja sama perusahaan lain," ujar Ahok, mengutipKompas.com.
2. Michael Victor Sianipar Dikutip dari Kompas TV, Michael Victor Sianipar, Politisi sekaligus Ketua DPW PSI DKI Jakarta mundur dari PSI. Michael mengaku mengambil keputusan itu karena sudah tidak meyakini dapat berpolitik bersama PSI lagi.
"Saya bergabung di PSI sejak tahun 2015, dan pernah juga menjadi pengurus dari tingkat kota hingga DPP. Banyak hal yang sudah saya lakukan bersama rekan rekan di PSI. Namun dengan berat hati, sudah saatnya saya mengundurkan dari partai yang saya cintai ini,” kata Michael, melalui keterangan resmi pada Senin (5/12/20222). Selama lima tahun mengetuai PSI DKI Jakarta, Michael mengklaim telah secara konsisten mengawal PSI sebagai partai oposisi terhadap pemerintahan Gubernur Anies Baswedan tahun 2017 2022. Diketahui, Michael Victor Sianipar pernah menjadi asisten kampanye calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, BasukiTjahajaPurnama.
Setelah Pasangan Joko Widodo Basuki Tjahja Purnama terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI, Michael diangkat sebagai staf pribadi Wakil Gubernur DKI.